Dari Injil
PENAFSIRAN ALKITABIAH
PRINSIP-PRINSIP HERMENEUTIK
Info: PENAFSIRAN ALKITABIAH
Materi ini diambil dari buku Penafsiran Alkitabiah - Prinsip-prinsip Hermeneutik yang ditulis oleh Alan D. Cox untuk Para Navigator. Materi ini berisi hal-hal yang penting untuk menafsirkan Alkitab secara benar dan tepat. Materi ini mudah dipahami dengan cara penyajian yang cukup sistematis. Diharapkan akan sangat membantu orang Kristen terutama seorang pelayan Tuhan dalam menafsirkan isi Alkitab.
-YLSA-
PENULIS
Penulis buku ini adalah seorang staf International dari Pelayanan pemuridan Para Navigator. Dia sudah berkeluarga dan mempunyai lima orang anak, dan telah melayani di Indonesia selama sembilan tahun. Sejak tahun 1981, dia dan isterinya melayani mahasiswa-mahasiswa di Yogyakarta.
Pelayanan Para Navigator diundang dan disponsori oleh Yayasan Persekutuan untuk Pekabaran Injil untuk memulai pelayanan pemuridan di Indonesia. Pelayanan ini dimulai pada tahun 1968 dengan melayani beberapa mahasiswa ITB di Bandung.
Sampai sekarang Pelayanan Para Navigator sudah berkembang di beberapa kota di seluruh Indonesia. Pelayanan pemuridan ini membantu memenuhi Amanat Agung Kristus dengan menginjili, meneguhkan orang yang baru percaya, melengkapi pekerja-pekerja Kristus dan melatihnya.
Alan D. Cox ____________________________ Agustus 1988 Edisi Kedua
PRINSIP-PRINSIP PENAFSIRAN ALKITABIAH
4. MAKSUD DAN RENCANA
Tafsirkanlah menurut maksud dan rencana penulis.
Setiap penulis Alkitab mempunyai MAKSUD dan RENCANA yang tertentu dalam menulis Kitabnya. Dua hal ini sangat dekat dan sulit dipisahkan, walaupun ada perbedaannya, jadi kita akan membahas mereka bersama-sama dalam prinsip ini.
MAKSUD penulis adalah obyek di dalam pikiran dia ketika menulisnya. Seperti yang dilihat di 1Yohanes 5:13*; "Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, SUPAYA kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal".
Maksudnya ditulis dengan jelas.
RENCANA penulis adalah cara menyusun penulisan sesuai dengan maksudnya. Yang ditunjukkan adalah struktur dari penulisnya, suatu struktur yang menentukan pola yang nyata-nyata nampak. Paulus menunjukkan pola demikian di dalam Kitab Efesus, karena tiga pasal pertama menjelaskan panggilan orang Kristen dan tiga pasal terakhir menjelaskan bagaimana dia harus berjalan. Satu kunci yang membawa kita kepada pengertian demikian adalah kata "Sebab itu" pada ayat pertama pasal keempat.
Dalam dua contoh tersebut, MAKSUD dan RENCANA penulis sangat mudah dilihat. Dalam prakteknya tidak selalu sedemikian mudah, oleh karena itu di dalam kebanyakan Kitab dalam Alkitab MAKSUD penulis tidak dijelaskan dan bahkan sulit ditafsirkan. RENCANA penulis jauh lebih kelihatan daripada MAKSUDnya.
Oleh karena itu kita terhalang di dalam menerapkan prinsip ini kalau tidak mengerti kedua-duanya, dan oleh karena sangat sulit mendapatkannya, prinsip ini lebih sukar dari pada beberapa prinsip yang lain, dan dengan demikian kemungkinan tidak akan dipakai banyak di dalam pemahaman Alkitab pribadi kita. Tetapi prinsip ini tetap penting dan untuk memperdalam pengertian kita, marilah kita melihat beberapa contoh lagi. Yohanes menjelaskan dalam Injil Yohanes 20:31* MAKSUD dia untuk menulis Kitab tersebut:
"tetapi semua (tanda-tanda dalam ayat 30) yang tercantum di sini telah dicatat, SUPAYA kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan SUPAYA kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam namaNya.
Ia menulis supaya orang-orang dapat percaya akan Yesus sebagai Anak Allah, dan melalui iman mereka menerima hidup yang kekal dari Kristus. Ada tiga kenyataan di dalam ayat ini:
- kepribadian Kristus
- iman
- hidup
dan Yohanes mengatakan bahwa ia menulis semua tanda dan mujizat supaya orang-orang dapat mengalami ketiga kenyataan tersebut. Dengan demikian kita dibawa kepada kesimpulan bahwa setiap tanda/mujizat dari Yesus akan menyatakan sesuatu mengenai salah satu dari ketiga kenyataan tersebut. Hal ini harus diingat pada waktu kita mau mengerti arti dari setiap mujizat Yesus di dalam Injil Yohanes.
Salah satu contoh lagi dari RENCANA penulis dapat dilihat dalam Kitab kejadian. Kalau Kitab ini dibaca akan diamati bahwa istilah "Inilah keturunan ______________" dipakai berulang kali (Kejadian 2:4; 5:1*; 10:1; 11:10,27; 25:12,19; 36:1, 9; 37:2* Kejadian 6:9; 10:1; 11:10,27; 25:12,19; 36:1, 9; 37:2*). Begitu banyak kali satu perkataan dipakai bukan kecelakaan. Tetapi apakah pentingnya, dan bagaimanakah dapat dipakai dalam penafsiran Kitab ini? Untuk melihat kepentingan istilah tersebut, kita bisa membuat suatu tabel dengan beberapa kolom dan mendaftar fakta-fakta yang diterangkan dalam setiap kali istilah itu dipakai. Kemudian memahami tabel itu dan beberapa hal akan muncul dari padanya. Akan dilihat bahwa ada dua bagian yang pokok, yaitu Adam sampai kepada Abraham, dan Abraham s/d Yusuf.
Pertanyaan utama dalam menerapkan prinsip ini adalah apakah kita mengetahui MAKSUD dan RENCANA penulis. Berikut adalah beberapa saran yang akan menolong kita menjawab pertanyaan tersebut:
- Menentukan apakah MAKSUD dijelaskan atau tidak. Kalau tidak mencari tanda yang akan menolong.
- Menemukan RENCANA atau struktur dari Kitab. Kemungkinan ada bagian-bagian besar yang jela, dan kata-kata yang diulangi.
- Ketika MAKSUD dan/atau RENCANA jelas, mempelajari setiap bagian dari Kitab itu supaya semuanya ditafsirkan sesuai dengan MAKSUD dan/atau RENCANA itu.
Pelajaran:
Bagian ini disediakan pada akhir setiap prinsip supaya saudara dapat mempraktekkan secara langsung prinsip yang dibahas disini. Silakan mempelajari setiap ayat atau bagian dan melatih diri untuk menggunakan prinsip ini.
- Fili 2:5-8*
Apakah ini MAKSUD penulis?
Kalau tidak, apakah yang menjadi maksud Paulus menulis Kitab ini? - Kol 2:4,6,18*
Apakah ini MAKSUD penulis?
Kalau tidak, apakah yang menjadi maksud Paulus menulis Kitab ini? - Kitab Roma
Apakah bagian-bagian besar dalam Kitab ini?
Apakah itu menolong mengerti MAKSUD penulis?
Apakah MAKSUD penulis? - 1Korintus 1:11,3:4,4:6, pasal 1Korintus 5:1-6:20,7:1,8:1,12:1*
Apakah MAKSUD penulis dapat dilihat dari ayat-ayat tersebut?
Apakah MAKSUD penulis? - Lukas 1:1-4*
Apakah ini MAKSUD penulis?
Bagaimanakah hal tersebut mempengaruhi bagian-bagian yang lain di dalam Kitab ini?